Thursday, June 28, 2007

Chaotic Week

Fyuuhhh... minggu ini rusuh banget. Persiapan nikahan sepupu, ujian, persiapan workshop, rapat Berkala, acara film, memenuhi target tulisan dan .... bernapas. Benar-benar kejar-kejaran dengan waktu, dan kalau udah pulang kerja bawaannya pengen langsung tidur aja. Eh, ngga sedramatis itu juga kali ya, minggu ini aku masih sempat jalan ke Alisha, TB Hendra, nonton satu film panjang, main sama Muis, dan ngobrol tanpa batas waktu, jadi mungkin masih lumayan seimbang.

Ngga tau juga kapan seseorang dikatakan overload(well, mungkin kalau sampai lupa hal-hal detil seperti yang kulakukan tadi pagi), atau berjuang. Hihi, jadi berasa heroik gimana gitu... abisnya kan semua yang kulakukan sekarang mewakili idealisme, pragmatisme, dan kondisi yang kuhadapi. Kalaupun waktu ngga mengijinkan, akhirnya aku harus membuat prioritas. Nah, prioritas ini yang susah, soalnya aku ngga tau mau jadi apa. Jadi selagi bisa, aku coba aja semua.

7 comments:

Anonymous said...

Dear Yuti,

gimana dengan kopek-an utk Jumat pagi, sdh selesaikah? wah, aku sih gak ada waktu euy, cape banget dari Jakarta. Ini baru bangun dan langsung di depan kompie.
Sampe jumpa di kelas!

Anonymous said...

Ke Alisha beli jilbab? Kopek-an itu bahasa lain contek-an bukan?

Anonymous said...

Kopek-an di sini lebih bermakna resume kuliah yg bahannya seabreg2 dan diinstruksikan lgs oleh dosen ybs.
Btw, koq hobi banget pake label 'anonymous'? Secret admirer-nya Yuti ya... hayo ngaku! He...

Cheshire cat said...

Thanks for the clarification. Kan ngga lucu kalau membela diri sendiri, hehe

Anonymous said...

Iya, aku secret admirer-nya Yuti :-)

Anonymous said...

Ha.... si 'anonymous' sekarang nyaru jadi aku. Wah, hati2 Yut, ntar kita bisa salah komunikasi! Susah emang jadi orang ngetop, ada aja yang pengen niruin... :)

Cheshire cat said...

Iya, stalkers kalau ngga salah nama kerennya. Yup, daripada lewat blog mending japri aja kalau begitu.

Buat yang nyaru: hmmm... kayanya aku punya tebakan deh siapa

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...