[Episode: Ulang tahun]
Tahun bergulir, menghadirkan angka dan bulan serupa. Hari disaat kau dilahirkan. Adakah kau menjadi dewasa? Sudahkah waktu menempamu menjadi pribadi baru, ataukah semua masih sama seperti dulu? Kuharap kau mau bercerita padaku, tentang mimpi, ide, cita yang membuat matamu senantiasa bercahaya. Layar dalam benakku kini tengah memutar film tentang kebersamaan kita, 9 tahun yang tak jua lekang, dan kuharap akan senantiasa bertambah.
Bagaimana kau merayakan harimu? Ah, perayaan mungkin kata yang terlalu angkuh untuk dirimu. Alih-alih raya, kau akan lebih memilih diam dalam ruang hening. Tempat dimana kau bisa merasakan keberadaan dirimu, utuh. Lihat, suratku untukmu jadi kelam, sekelam pintamu padaku beberapa hari lalu. Meski aku mungkin, atau setidaknya mencoba untuk mengerti, tapi tak urung pemintaanmu membuatku sedih.
Aku yakin kau tak pernah menyerah terhadap gelisah, kau terlalu tangguh untuk itu. Meski lelah, meski kadang semua tak memihak, tapi kau tak pernah sendiri. Kau tahu itu kan, kawan? Karena itu kapan tak perlu menjadi persoalan, tapi bagaimana kau mencapainya. Karena itu kupinta Sang Kasih senantiasa menyinarimu dngan cahaya-Nya, karena hanya Dia yang bisa.
Selamat ulang tahun kawan...
Salam sayang selalu,
Kawanmu
2 comments:
seneng ya kalo ada sahabat yang selalu mendoakan...
begitu erat melekat di hati.. hehehehe...
salam kenal mba! :)
salah satu keajaiban dalam hidup ini menurutku memang kehadiran orang-orang yang selalu ada disaat kita butuhkan, tanpa perlu banyak berkata-kata.
salam kenal balik:)
Post a Comment