Suatu kali sepuluh orang berkumpul di dalam satu ruang. Salah seorang dari mereka membawa seekor kelinci.
“Mari kita tentukan jenis kelamin kelinci ini,” ujar orang yang membawa kelinci.
“Bagaimana caranya?” tanya salah seorang yang hadir.
“Kita tentukan saja berdasarkan suara terbanyak,” usul seseorang yang lain.
Akhirnya, kesepuluh orang tersebut mengadakan voting.
“Siapa yang berpendapat kelinci ini jantan?” Tiga orang mengangkat tangan. Sedangkan enam orang lainnya beranggapan bahwa kelinci tersebut betina, hanya satu orang yang abstain. Dari hasil perhitungan suara tersebut, kesepuluh orang tersebut sepakat bahwa kelinci tersebut betina, semua tampak puas dengan keputusan tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan turut berpikir --entah dengan pendekatan warna ataupun tingkah laku kelinci-- mereka telah membantu orang yang membawa kelinci tersebut menentukan jenis kelamin. Tapi benarkah jenis kelamin seekor kelinci dapat diketahui dari sekelompok orang yang tidak memiliki ilmu tentang kelinci?
Adakalanya niat membantu menjadi kehilangan arti ketika tak dibarengi ilmu(prioritas ilmu atas amal).
No comments:
Post a Comment