Biarlah kata-kataku menjadi air yang mengalir menuju muara cintamu
Mengabadikan saat-saat kerinduan untuk bertemu denganmu, meski hanya lewat sekelebat bayang penafsiran
Oh, bahkan hatiku pun tak dapat kukendalikan, ia telah terikat padamu bahkan sebelum aku lahir
Kumohon jangan jadikan aku seperti Majnun yang mengharapkan balasan cinta dari Laila hingga ia tenggelam dalam keaku-an dirinya atau pula kisah Romeo yang mati karena telah salah mengerti
Biarkanlah aku menjelajahi cakrawala tak bertepi hanya untuk lebih memahamimu
Membacamu lewat keindahan bintang dan rembulan, bahkan lewat seekor burung yang menggali tanah disamping saudaranya yang telah mati
Lewat rintik hujan yang memberi kehidupan kembali kepada sang bumi
Gelak tawa lepas di pojok jalan
Seorang opa lengkap dengan senyum ompong dan pacul tuanya
Entah kenapa semua mengingatkanku padamu
Begitulah aku, angin, bintang, mentari, daun, semuanya menjadi bagian dari lukisan atas namamu
Tak peduli apa yang kutemui, udara, rasa, jiwa semua hanya menuju pada satu titik yaitu Kau
No comments:
Post a Comment