Saya sering bertanya-tanya pada orang yang memilih kesadaran kolektif, "Dimana posisi mereka sebagai individu?" Kesadaran kolektif yang saya maksud, bukan berasal dari kesaran pribadi yang kemudian membentuk sebuah kesadaran bersama, melainkan sebuah tindakan yang dilakukan atas dasar sebuah kesepakatan. Artinya, tindakan yang didasari sebuah motif tak lagi ditempatkan diwilayah privat, melainkan menjadi semcam sebuah konsensus. Saya? Terus terang saya adalah penganut pencarian pribadi. Bagi saya, kesadaran yang ditanamkan dengan waktu instan atau lewat buku-buku How to tampak terlalu absurd(tanpa makna). Tapi belakangan, ketika saya mencoba untuk mencari sebuah perspektif lain, saya memperoleh jawaban yang lumayan masuk akal juga. Bahwa sekarang segala sesuatunya harus dilakukan serba cepat kalau tidak mau ketinggalan zaman. Mulai dari perkembangan pentium yang dulu memakan waktu tahunan, sekarang hanya tinggal bulanan, makanan instan, mulai dari supermi hingga nasi(masukkan air panas dalam wadah, kemudian nasi dapat langsung disantap).
Begitu pula dengan kesadaran, selain konstruksi sosial konvensional yang melibatkan peran keluarga sebagai inisiator awal hingga pemilihan lingkungan tempat tinggal, hingga konstruksi modern dengan metode training, yang memberi garansi berubah dalam hitungan hari. Bahkan ada iklan, "Belajar tassawuf 24 jam." Bayangkan bahkan tassawuf, yang konsepnya zuhud serta mementingkan proses, sampai masuk dalam perputaran zaman yang serba cepat dan instan.
Artinya, keberadaan training-training yang menawarkan segalanya dengan serba cepat, hanyalah sebuah jawaban atas perkembangan zaman. Entah, karena memang ritme kehidupan yang berjalan kian cepat, atau orang-orang memang tidak memiliki waktu lagi untuk mencari hikmah dengan cara konvensional. Pada skala individu, metode yang diterapkan disesuaikan dengan kecendrungan masing-masing, namun ketika seseorang hendak menerapkan sesuatu cara dengan paramter efektif dan efisiensi, maka bahasannya akan beralih pada metode apa yang mampu memberikan hasil optimal.
Dari kasus-kasus itu, tentu saja akan muncul data-data pencilan. Namun itu bukan berarti bahwa metode tersebut gagal. Dan bukan berarti pula orang-orang pencilan tersebut salah. Hanya perbedaan pendekatan saja. Begitu pula dalam hal kesadaran pribadi vs kolektif. Pada beberapa fenomena yang saya amati, seseorang mengambil tindakan berdasarkan apa yang menjadi konsensus. Tindakan yang sekilas tampak sebagai sebuah perilaku tanpa kesadaran tersebut, sebenarnya tak separah itu. Setelah saya amati lebih lanjut tindakan itu didasari pada sebuah kesadaran yang lebih tinggi lagi.
To be continue...
No comments:
Post a Comment