"Electrical Model illustrating a Mind having a Will but capable of only Two Ideas."
Kaya anak kecil punya mainan baru... jadi pengen masang gambar terus,
dan bentuk blognya jadi rada acakkadut deh.. Gambar diatas aku ambil
dari sitenya: edge.org. Tulisannya banyak yang menarik, sebenernya sih,
aku juga ngga tau apa yang aku tangkep nyambung apa ngga. Soalnya
pemikiran seseorang tidak selalu sama dengan fakta. Misalnya, ketika
aku sedang membaca buku sastra. Aku akan mengaitkan teks yang aku baca
dengan pengalaman pribadi, sedangkan pengarangnya belum tentu mempunyai
latarbelakang sepertiku. Hasilnya penafsiranku terhadap sebuah teks,
beda banget dengan yang dimaksud oleh pengarang. Ngga masalah sih, toh
ada ungkapan 'pengarang telah mati'. Artinya, kekuasaan pengarang
sebatas ketika ia sedang menulis sebuah teks, selanjutnya ia tidak
memiliki hak lagi untuk menentukan persepsi pembaca. Pengecualian
ketika kita sedang mengapresiasi sastra. Biasanya ada pendahuluan
mengenai latarbelakang penulis, dan zaman sebuah kisah ditulis. Mungkin
hal yang sama juga berlaku untuk kajian mengenai teknologi. Tidak semua
teknologi yang diadopsi dapat langsung cocok dengan lingkungan barunya.
Hal ini sangat mungkin terjadi karena setiap daerah, lingkungan
memiliki kebiasaan/tradisi, yang mungkin menghambat atau merubah fungsi
teknologi yang diinginkan oleh pembuatnya.
Tentang Third Culture sendiri, aku menangkapnya sebagai sebuah usaha
untuk membawa kajian-kajian sains kedalam wilayah yang lebih populer.
No comments:
Post a Comment